Reflecting

Semenjak bergabung di grup mentoring yang dulu pernah gua ceritakan, gua mulai melihat kehidupan dari banyak sisi. Sebenernya udah dari dulu sih begitu, cuma sekarang ditambah satu sisi baru, sisi tuhan.

Sering--banget--sekarang setiap hal-hal terjadi gua bertanya-tanya, "apa ya maksud tuhan atas apa yang gua hadapi saat ini?"

And i thought that's a good thing gua bisa berfikir seperti itu.

Siang ini contohnya. Tadi pagi gua bangun jam setengah tujuh berhubung ini weekend. Tapi gua terbangun karna ditelfon seorang ketua proker yang minta diajari untuk share screen dan nyetel lagu di zoom, gua sebagai bendahara dan fasilitator cukup kaget ketika tau bahwa ternyata koor acara memberi info pukul 12 malam hari kemarin (dan gua udah tidur) bahwa hari ini fasilitator bertugas. Makjegagik dong gue bangun dari kasur dan bergegas mandi.

Maunya sih bergegas mandi, tapi ternyata banyak hal yang harus ditanggapi, MC yang masih tidur, acara yang no back up, no plan B. Kehebohan tadi pagi, dibarengi dengan gua yang masih setengah sadar beradaptasi dengan kepanikkan orang-orang. Ketika evaluasi, rasanya banyak sekali yang ingin gua sampaikan entahlah gua merasa ini keterlaluan karena sudah hari ke-3 proker ini berjalan +setelah break 5 hari, tapi tetep aja kesalahan yang sama terjadi. Sejauh ini gua hanya banyak memberi saran kepada ketua dan merasa tidak bisa banyak berbuat karna gua hanya bendahara, dan teknis acara ada di luar jangkauan gua. Begitulah sekiranya complicated pagi hariku, hari ini. It's saturday, by the way.


Kejadian itu cukup memicu fluktuatif-nya mood gua. Se-parah-itu. Cewe pasti mengerti ada beberapa hari dalam satu bulan dimana mereka ada di mode senggol bacok; lu senggol, gua bacok. Gua pun begitu, hoki sekali PMS baru datang hari kemarin dan gua tau itu akan berlangsung sampai 2-3 hari kedepan. Ketika hal ini terjadi, gua bener-bener menahan untuk tidak meluapkannya. Termasuk ketika eval, gua pun diam, karna gua tau, ketika gua berbicara, mungkin itu akan menjadi evaluasi panjang dan menjatuhkan mood semua orang, jadi yasudah.

Atas apa yang sudah gua kritik dan sarankan, gua masih di chat untuk dimintai tolong mengenai acara esok hari, gua cuma bisa nahan diri dan menjawab, "beneran gaada orang lain? (sampai bendahara harus turun tangan, padahal sekretarisnya di kota lain menumpahkan jobdesc nya ke gua dan dia afk dan lu masih mau nambah kerjaan teknis which is bukan area gua?)"

Lusa UTS dan gua belum belajar apa-apa karena dari kemarin sibuk mengurus ini karena gua tau ini pun amanah yang harus gua selesaikan dengan baik. Tapi saat ini gua merasa ini udah ga sehat atas dasar penjelasan yang gua ceritakan diatas. PMS gua muncak, gua dengerin recording dosen dan membuka meteri tapi gabisa fokus, akhirnya gua menunduk di meja belajar, dan menangis. Nangis lah gua sejadi-jadinya yang kayaknya juga, ibu gua lihat dari luar jendela kamar.

Tapi mama sepertinya paham kalau gua memang hanya butuh ruang sendiri ketika bersedih, akhirnya sekarang rumah kosong, semuanya lagi pada pergi tanpa pamit. Eh gatau deng, apa pamit tapi gua ga denger ya? hehe. Setelah tundukkan itu, gua mulai kembali meghadap layar dan melihat bayangan muka sendiri, kembali menangis dengan devi yang ada di kaca. Udah 5 menitan gua berusaha nafas tapi gaberhenti juga, akhirnya gua menutup gorden, mematikan lampu kamar, dan mendengarkan soundtrack drama korea yang gua beri judul playlist "drakor sadness" di balik headphone dan selimut yang menutup kaki hingga ujung rambut. Gua memejamkan mata, mendengarkan, dan tentunya menikmati kesedihan yang gua rasa.

Sampai akhirnya gua merasa terbangun, lega banget rasanya. Gua cuci muka, sholat, dan sekarang menulis kata ini (dan tentunya masih mendengarkan playlist yang sama). Hanya ingin mengurai benang kusut, tapi gua yakin Allah pasti punya alasan menciptakan PMS untuk perempuan dan mengaktifkannya ketika h-2 gua UTS :-)

Mungkin ingin gua beristirahat memikirkan proker tadi dan refresh pikiran biar sadar kalau lusa sudah akan ujian? Hai perempuan diluar sana, kamu hebat, kita hebat.

Dealing with this emotional feelings menurut gua cukup berat, gua pun baru benar benar mengerti bagaimana cara menghadapinya dan menikmatinya mungkin setahun-dua tahun terakhir. Gua yakin tuhan punya maksud besar memberikan kita perasaan ini, yang pasti tentunya untuk sabar dan menerima, daaaan pandai mengatur emosi, juga menempatkan diri. Loh, kok banyak? hehehe

I just want to say that god always has the best plan for us, something and even everything happen for a reason, i believe on that words. Take a deep breath and reflecting, "why god let this happen to me this time?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How's life?

Pementasan Bernyawa

Hai!