Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Abdi janten pohoan

AAAARRRGH kesel banget sumpah hahahah tapi karma si ini kayaknya. yaudah denger dulu aja. Hari ke 103  self quarantine udah menjadikan gua devi yang sedikit new normal (apaan si). Semenjak memasuki bulan ketiga ini gua mulai menulis jadwal daily activity gua di adalah buku jurnal kecil list-to-do gitu. Satu halaman berisi 7 kotak alias kaya weekly planner dan di tiap kotaknya gua menulis secara rinci: 1 Monday Upgrading BEM 9.00-10.30 Pre-test 10.00-10.30 Cofasiologi 13.00-14.00 2 Tuesday Strategi investasi 19.30-21.00 @bemfebugm gitu deh sekiranya. Alasan gua bikin weekly planner kaya gitu karena pada dasarnya corona udah bikin gua lupa hari, lupa jam, lupa tanggal. Gua bener bener gatau sekarang hari apa kalau ga denger masjid pake toa siang-siang which is jum'atan, atau karena bapak gua dateng which is: weekend is coming . Tapi ini wajar ga sih? Ya setiap hari kerjaan lu menatap tembok yang sama, orang yang sama, kaos yang sama gegara selalu ambil baju paling atas di lema

Corona drives me...

Gua mulai menulis ini di hari ke 88 self quarantine , hampir 3 bulan dirumah aja. Happy tentu berada di rumah sehari-hari kerjaannya makan, rebah, tidur. Karena basicly gua emang anak rumah yang kuat 3 hari di kamar nonton drakor, keluar kamar cuma karena wudhu dan makan haha lebay deng gua quarantine malah mandi keramas mulu gegara kesel kalo ngaca malah kumel (udah mana gaada muka lain yg diliat). Gua baru merasakan bosen 3-4 hari belakangan karena dengan gua bikin wishlist kegiatan yang pengen gua lakuin pun kaya males aja gitu, jadi yaudah deh aku mau cerita aja yah. So, what do i do in the middle of this pandemic things? Gua bisa bilang gua cukup kreatif untuk bikin suasana rumah tidak semembosankan itu, dan emang dasarnya gua seneng untuk berada di safe-zone , jadi rumah adalah tempat ternyaman gua berkreasi. Di bulan-bulan awal self quarantine gua mulai me- recall kegiatan-kegiatan yang selama ini mau gua lakukan tapi gaada waktu. Salah satunya melukis. Karena

Kota pelajar dan budayanya

Kalau dipikir-pikir sayang juga kalau cerita kehidupan gua di Jogja tidak diabadikan dimana-mana. Sempet naro di youtube tapi rada susah juga kalau ngerangkum 3 tahun jadi video singkat. Ini adalah cerita ABG yang berani-beraninya pindah ke Jogja untuk memulai kehidupan baru, tanpa mengenal satu orang pun. Mungkin di luar sana ada yang ragu untuk melanjutkan pendidikan di Jogja. But one thing for sure, please make sure you do that. There will be no regrets. Kenapa gue bilang gitu? Karena gua merasa i grow up being a better version of me di sini, di Jogja. Entah dari kepribadian gua, dari bagaimana hubungan gua ke manusia lain, dan dari segi pendidikan tentunya. Kali ini gua pengen sharing tentang apa aja sih yang perlu kalian ketahui tentang hidup di Jogja dan stigma yang ada, jiailah. 1. Setelah beberapa minggu disini gua langsung paham kenapa Jogja disebut sebagai Kota Pelajar. Hampir gaada jamkos hahaha dan gua merasa semua guru literally ngajar bener gitu disini, jadi janga

Titik balik kehidupan, katanya.

Hai! Jujur ganyangka banget bisa buka blog ini lagi dan berkaca pada devi-devi beberapa tahun silam. Gabisa dipungkiri juga dasarnya emang suka nulis akhirnya balik lagi kesini. Kemarin pas cek blog ini ternyata gua cuma munculin post-an terakhir, sisanya diumpetin semua hahaha. Tapi mari kita munculkan saja deh, toh jadi keliatan juga gimana gua tumbuh dilihat dari perbedaan cara menulis dan kosa katanya, ye gak? Gua sampe bingung harus mulai dari mana deh. Terakhir gua post tentang kostrat itu tahun 2016 dimana gua bisa bilang titik balik kehidupan gua dimulai. Gua pindah ke Yogyakarta dengan alasan melanjutkan pendidikan. Dulu gua kira, pindah kota tempat tinggal adalah suatu hal yang hmm, tidak memungkinkan karena siap atau tidak, seluruh aspek kehidupan tentu harus beradaptasi ulang. Jadi apa yang berubah dari devi di 2016 dan devi di 2020, ya? Gua masih ingat hari dimana pulang dari hari pembagian rapot pas kelas 2 dan 3 SD, gua dapat catatan untuk orang tua karena gua dike