Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Daddy is in da hous!

Kemarin hari Kamis sekitar jam 6 pagi mama berteriak sambil berlari dari dapur belakang ke luar rumah, membangunkan aku dan kakak yang masih lelap tertidur. "HAH SIAPAAA? HAAAAAHH" kenceng banget. Papa ternyata datang. Salah satu bukti lain ketika soekarno berkata bahwa jarak bukanlah pemisah namun pemersatu, itu benar adanya. Jarak yang terbentang antara aku, mama, dan kaka yang kini di Jogja dan papa yang bekerja di Bekasi, membuat kehadiran papa di Jogja selalu terasa spesial. Sering kali kegiatan yang bertabrakkan dengan jadwal kehadiran papa di Jogja aku abaikan. Disaat semua orang punya waktu bersama ayahnya tak terhingga, aku terbiasa bertemu papa seminggu-dua minggu sekali. Akhirnya bisa nyate di idul adha sama papa, makan opor juga. Hargai  quality time dengan orang tersayang yah teman-teman. Waktu, kesempatan, dan ruang itu mahal harganya.

Aku dan lingkunganku

Mereka bilang, kita terbentuk antara lain dari keluarga dan seperti apa lingkungan pergaulan kita. Pernah ga merasa aku harus seperti temanku, agar aku bisa bermain bersama temanku. Atau aku akan seperti temanku, karena ia terlihat keren. Padahal mungkin kita berada di lingkungan yang salah? Cepat sadari dan introspeksi diri. Sejak masuk kuliah, aku bertemu salah seorang teman yang berasal dari SMA yang dulu aku harapkan tapi tidak tercapai. Ia cerdas, juga sholehah. Stigmanya, seperti ukhti-ukhti, berkerudung lebar, memakai baju juga celana yang longgar. Sejak SMA aku sempat berusaha mendekati temanku yang juga seperti itu, aku bilang ingin belajar menjadi seperti mereka. Menjauhi omongan kasar, menjauhi hal-hal negatif, menjauhi banyak eluhan. Tapi teman kuliahku lebih terbuka tentang hal ini. Aku banyak cerita mengenai keinginanku mempunyai lingkungan pertemanan seperti itu (lurus banget aja gt), dan akhirnya ia wujudkan. Aku masuk ke lingkaran mentoringnya, mentoring alumni padmana

An hour with dad, could change a lifetime

Weekend ini Jogja kedatangan papa seperti biasa. Oh god this was too emotional idk if i could hold my tears when typing this story till' the end. Dad was coming.  Begitu juga mbah dari Purbalingga yang hendak berobat ke Sardjito. I know it's kinda annoying but, gua sering kali berada di depan laptop karna harus melakukan banyak hal secara wfh. Roleplay cofas, meet rutin, webinar, kajian, gatau apa lagi lupa. Lebih menyebalkannya lagi adalah, tiap diajak keluar gua gamau ikut karna terlalu parno, kemaren sempat diajak ke tengkleng gajah pun rasanya gua se-parno itu, ditambah lagi setelah tau diakhir bulan Juli atau di awal Agustus akan dilakukan rapid tes masal panitia PPSMB. Jelas gua semakin mikir kalau mau keluar. And it also happen today.  Hari ini gua diminta bangun pagi agar bisa berfoto bersama sebelum mbah kembali ke Purbalingga, gua bangun. Terus papa tiba-tiba ngajak jalan ke Hartono karena udah lama ga jalan, sekalian anter mbah ke tempat transit bis, dan anter mama k

Sibuk di tengah pandemi

These weeks have been sooooo busy anjai. Tapi gua seneng banget karena bisa disibukkan oleh hal-hal yang gua sukai. Banyak project terbentuk di tengah pandemi, bantu doakan semuanya dapat dilancarkan ya! Cerita ini mengenai orang-orang yang gua banyak temui akhir-akhir ini hihi. Selama quarantine gua mencoba untuk produktif dan menjauhi hal-hal negatif sebisa mungkin (di luar quarantine juga sedang berusaha si hahaha). Setiap bulan gua selalu update kehidupan di sec acc ig gua mengenai apa yang gua jalani selama sebulan kebelakang, aslinya gua melakukan ini biar setidaknya gua punya tanggung jawab untuk membagikan kisah yang menarik untuk diambil pelajarannya, atau setidaknya yaa, produktif laaah. Terus gua juga beberapa kali ikut lomba, mengisi youtube, blog, dan tiba saatnya di bulan keempat mulai ingin mencoba hal baru lagi, lomba dance, podcast dan film. Sebenernya basic suka itu ya udah ada dari lama ada si, cuma ini bentuk yang berbeda lagi aja kali yaa. Yang bikin lebih senengn

+100 days of self quarantine

111 days to be exact. Angkanya kayak kecil ya, tapi gatau kenapa kaya lama banget. Gua udah uts, uas, rampung semester 2, kepanitiaan mulai diundur satu persatu, hobi baru muncul, target baru juga muncul, sampai masalah baru juga muncul. Jujur gua gatau mau nulis apa malam ini tapi rasanya banyak banget hal baru terjadi 111 hari kebelakang. Kata orang, ini extraordinary. Yaa, gua setuju karna memang ini masalah yang ga pernah kita hadapi bersama. Kabarnya, krisis 1998 ga separah ini, apalagi krisis di 2008. Gua bersyukur termasuk dalam golongan yang tidak economically drained, cuma (sedikit)  mentally  drained aja si hahaha. Awal pandemi ini mulai di Indonesia, papa susah banget mau ke Jogja. Sampai lebaran rampung seminggu dua minggu setelahnya bahkan. Jangan tanya, tentu gua overthinking. Berasumsi soal pikiran tetangga-tetangga berbicara mengenai kepulangan papa dari Bekasi ke Jogja, yang bahkan mungkin tetangga gua ga mikir sampai kesana. Tapi alhamdulillah semua masa itu udah lew