Let it go, let it be

i just realized that, if we always thinking back to the fact that everything happened for a reason and based on allah helicopter view also perspective, it's always easy-- to let it go, and let it be.

--

sore ini gua di interview oleh seorang staf khusus kemdikbud, and it's unexpected. gua sadar kalau level gua masih jauh ada di bawah dia, banyak yang perlu gua pelajari, gua bocil ga ngerti apa apa. that's my first mistake, i forgot to have research on who is my interviewer alhasil fix asli kena mental banget.

the most crucial thing selama interview adalah terkait my future plan. gua tau gua gagal di interview ini karena jawaban gua sendiri di pertanyaan, "how u imagine your future in the next five year?"

"Saya ingin mendirikan sebuah brand pangan yang mengedepankan keilmuan dan asas kebermanfaatan sebagai salah satu jalan merealisasikan visi saya di masa yang akan datang atau dengan bekerja di sebuah brand yang memiliki visi-misi sejalan dengan saya seperti perusahaan Wardah yang ingin menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang di berbagai bidang."

itu kata devi 2 tahun lalu ketika mendaftar kse, mimpi yang tinggi dan mulia sekali, batinku.

gua udah coba latihan tanya jawab dengan diri gua sendiri dari sebelum interview ini terjadi. dan boom, i didnt prepared for future talks, gua belum mengupdate jawaban gua, bahkan belom sempat terbesit memikirkan hal itu. 

jujur memasuki semester akhir ini bayangan gua soal masa depan jadi jauh lebih realistik dan on point. walaupun kenyataannya gua merasa anything can happen sebelum gua lulus dan bayangan gua soal masa depan berubah lagi, but the point is, ya udah jelas aja, ga ndakik-ndakik bahasanya.

sebenernya gua merasa gua menjawab pertanyaannya dengan benar sesuai yang ingin gua bicarakan, hanya saja gua menyampaikannya dengan berantakan karena tidak siap, dan bukan dengan cara menjawab ketika seleksi self development program.

diakhir gua bertanya how yli changed you, jawabannya speech 8 menit. and its all about pay it forward, giving back to society. damn. exactly. kenapa ya kosakata itu hilang? bahkan pas introduction gua udah latihan dan mau bilang aktivitas gua di semester 6 besides academic study, gua jadi pic salah satu bidang pkm dan program coordinator kkn dengan menekankan ((spend my last year on collage to contribute back to society)) ILANG MEN BAHASA ITU TIBA TIBA ILANG.

tapi setelah nangis satu dua jam after interview period, gua cukup bisa mengambil hikmah sih. kaya, tuhan mungkin ga mengizinkan gua untuk mengucapkan itu ONLY FOR THE SAKE OF lolos masuk programnya. 

gua jadi mikir tuhan lagi pengen reminder gua aja kayaknya, kalau niat baik contribute back to society tu harus dateng tertanam dari dalam diri gua sendiri, jadi kosa katanya di kondisi sepanik apapun gaakan hilang.

walau setelah gua pikir ulang, dulu gua punya pikiran gua percaya kalau gua melakukan suatu hal dengan baik dan benar, gua pasti bisa berdampak secara langsung ataupun tidak langsung. tapi setelah kejadian ini gua jadi mikir kayaknya emang semua harus berjalan beriringan deh. innamalamalu binniyat, sesungguhnya semua amal bergantung pada niatnya.

walau(2) iya si dulu gua ngejalanin irjen tuh karna gabisa janji kerja baik dan benar (karena gatau cara kerja sistem yang baik) yaaa, "yang penting niat gua baik."

tapi kenapa kemaren bahkan gua ga bilang soal landasan niat baiknya hadeh cape salah elu si dev makanya niat yang bener, kamu yang baca juga yah. perbaiki diri mulai dari niatnya;-)

jadi balik ke paragraf pertama, mungkin tuhan emang memberikan gua kesempatan untuk interview yli selain untuk melatih devi interview, yaa hanya untuk membuat gua meluruskan niat baik menjalani hidup in life after graduation aja hehe yaudah, gaada salahnya, that's also a lesson for me<3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How's life?

Sibuk di tengah pandemi